Selama beberapa bulan gak nulis, kali ini aku bakal menulis sesuatu pengalaman disekitarku yang udah gak asing lagi buat di bahas yaitu “JODOH”.
Lima huruf satu
kata itu memang menjadi topik yang sangat dan pantas dibahas untuk postingan kali ini,
kenapa tidak?. Karena hal tersebut telah menjadi sebuah pertanyaan yang amat menggemparkan untuk para jomblo yang sedang mencari sang kekasih.
Sedikit intermezzo, beberapa bulan ini aku suka membaca buku mengenai jodoh, pernikahan atau apalah yang berjenis seperti itu. Untuk umurku yang masih dua
puluh dua tahun, mungkin terlalu muda untuk membahas tentang ini tapi entah mengapa hal ini mengganggu pikiranku, rasanya semua buku berkaitan dengan itu ingin aku baca. Menurutku itu sebuah bekal buat kunantinya, ilmu tentang pernikahan, karena aku ingin punya keluarga yang
harmonis .Aamiin
Dari beberapa
buku yang aku baca, kebanyakan intinya adalah berupaya untuk menjadi
sosok yang lebih baik, atau istilah lain adalah memantaskan diri untuk jodoh
kita. Dan itu perlahan-lahan akan aku lakukan, Aamiin.
Buku Jodoh Dunia Akhirat karya Ikhsanun Kamil
dan Foezi Citra Cuaca adalah salah satu contoh buku yang pernah aku baca.
Tapi aku tidak akan membahas isi buku tersebut, hanya pada akhir halaman terdapat sebuah doa-doa yang menurutku memang semua umat yang masih galau atau ragu akan
sosok seseorang yang selalu datang dan pergi sesukanya. Ini sedikit kutipannya
“ Ya Allah, Aku membaca setiap rangkaian dalam buku ini karena Mu, untuk
menuntutku ilmu dalam mendekatkan diri pada-Mu, untuk mencari bekal
menggenapkan separuh agama-MU.
Ya Allah, berkahilah aku dalam ikhtiar untuk menjemput jodoh yang tertakdir
untukku, Cukupkan kami bahwa hanya Engkau yang menjadi penjawab segala tanya
dalam penenang hatiku. Aku meyakini bahwa Cinta itu datangnya dari-Mu, Allah.
Dan akan engkau hadirkan cinta itu untuk seseorang yang namanya sudah engkau
tulis di Lahul Mahfuzh.
Ya Allah.. Jikalau dia yang sedang dalam hatiku sekarang ini memanglah
bukan yang Engkau takdirkan untukku, maka musnahkan dan buang perasaan itu,
agar tak semakin mengotori hati dan pikiranku, terutama agar tak membuatmu
murka karenanya. Namun, Jikalau dia memang yang Engkau takdirkan untukku,
berikanlah sesabaran dan kekuatan dalam menghimpun keterserakan antar kami
berdua. Berilah kami keyakinan, kesetiaan lalu keberanian pada hati kami
berdua.
Ya Allah.... Jikalau suatu saat aku bertemu dengan ia yang Engkau takdirkan
untukku yakinkan aku dengan membuat hatiku tidak tertarik kepada (pria/wanita)
mana pun dan tidak goyah karena alasan apapun.
Ya Allah...Yakinkan hatiku dengan kesiapan, kerelaan dan keberanian untuk
saling membuka, menerima dan menutup aib pada diri kami berdua. Yakinkan hatiku
dengan membuat aku untuk tidak mencari-cari celah kekurangannya, seperti yang
selama ini aku lakukan tas dasar penjagaan sesuai apa yang memang seharusnya.
Ya Allah... yakinkan hatiku...yakinkan hatiku... yakinkan hatiku dengan
keyakinan atas-Mu yang lebih dari segalanya, agar tak mendahului apa yang telah
Engkau tata, agar tak membuat-Mu murka atau Rasul-Mu menitikkan air mata, atas
apa yang tidak seharusnya.
Aku tak mau meminta segera, karena itu berarti aku telah memaksa Engkau
untuk meromak yang sudah digariskan ketetapan-Nya. Aku juga tak mau berdoa
secepatnya, karena siapa tahu saja telah mengatasnamakan niatan suci padahal
mengenyampingkannya karena nafsu belaka. Aku tak mau meminta segera atau secepatnya,
karena itu tergesa-gesa dan seolah memaksa. Aku hanya meminta kepada-Mu untuk
memberikan kesiapan dan kerelaan menerima, atas apa yang Kau gariskan untukku,
agar aku senantiasa mensyukurinya.
Ya Allah, tunjukilah aku jalan menuju takdir terbaik-Mu. Sabarkan aku dalam
penantian yang terus merindu ini.
Aamiin Yaa Robbal’alamiin............”
Gimana rasanya saat sudah baca,
mungkin ada perasaan berbeda dihati kalian. Aku pun begitu. Hehe