Kapan LULUSNYA??
Ini pertanyaan buat gue dan orang-orang yang lagi terlibat
yang namanya skripsi atau tugas akhir. Gue juga gak ngerti kenapa kebanyakan
orang itu selalu nanya kapan lulusnya, gue sangat tertekan.!
Pertanyaan yang sering diulang-ulang kalo lagi silahturahmi
dengan keluarga besar. Menjawab pun dengan nada yang terpaksa “belum,lagi
nyusun”. Jawaban seperti itu gue terus-menerus gue ungkapkan dengan orang yang
berbeda-beda.
Gue ngerasa udah putus asa menghadapi tugas akhir ini. Ngeliat
temen yang deket sendiri udah sidang dan wisuda itu emang nyesek, iri tapi
semua itu manusiawi. Gak ada orang pasrah aja ngeliat ornag lain kok bisa,
kenapa kita gak bisa.
Sebenernya bisa, Cuma Allah mencari jalan beda bagi setiap
umat-umat manusianya.
Gue kadang ngerasa gak adil dengan dunia perkuliahan yang
gue rasakan 3 tahun belakangan ini.
Kenapa yang pintar dan jujur itu kadang diam memendam asa
ketidak adilan. Coba kita liat yang pandai, pandai menjilat lidah, pandai
pura-pura bodoh, dan pandai membohongi diri sendiri.
Orang-orang seperti itu lebih beruntung dibandingkan kita
yang hidup mengedepankan kejujuran. Orang yang malang seperti itu pasti akan
putus asa dan mencari jalan yang sama dengan orang-orang yang beruntung tapi
tak beruntung hidupnya.
Temen gue bilang ke gue “Hidup itu harus CALAK (Cerdik)”.
Kalimat yang memang nyesek bagi gue, jujur gue gak bisa
kayak dia. Dalam aspek apapun dia selalu didepan tapi skillnya memang gak
membuat gue bangga.
Alasan kenapa gue belm bisa sidang adalah syarat toefl gue
yang belum memenuhi. Ini sangat berat, skill yang gue miliki pun rendah. Gue sadari
itu.
Tapi, memang semua nasib.
“apalah arti kejujuran
kalo hidup dinegara yang memang tidak bisa lagi jujur, apalah arti kebohongan
kalo negara ini memang sudah penuh dengan itu”
“Hidup memang harus keras,
keras berpikir logis dan realistis, bukan karena lidah-lidah yang menjilat
tinggi membuat hidup ini dipenuhi ketidak adilan dalam bersikap”
“bukan sebuah
kemunafikan sementara tapi inilah cara untuk menolong diri sendiri dari cacian
yang memandang rendah kejujuran”.
“aku tau ketenangan kalian
berkurang, tapi hati disini direnggut oleh kegelisahan”
Semoga kalian yang
bernasib seperti aku selalu melakukan apa yang bisa dilakukan, tpi lebih baik
jujur sekali tapi hati tenang dari pada kebohongan terus-menerus”
Hihhihihii
“maaf kalo sedikit bijak yang gak jelas”