At First Time to Lampung

October 11, 2013

Aku yang sedang duduk diam sambil mendengarkan lagu di sebuah kereta api tuk melaju sebuah pengalaman baru. Aku duduk disebelah sesuatu yang tak berwujud , entah kemana hilang yang pastinya aku telah melihat sesosok laki-laki tua yang berkisar umuran 40 tahun.

Nomor tempat duduk yang kutempati sekrang berbeda dengan yang ada ditiket. Aku menukarnya aku rasa aku lebih nyaman ditempat ini, tepatnya disamping jendela. Walaupun aku sadari tak dapat melihat- apapun dari luar sana karena suasana yang memang kelam.

Suasana yang kelam ini memang lebih nyaman dibandingkan yang cerah, karena sudah terlihat dari sisi materi dan kondisi. Sekarang sangat nyaman, buktinya aku masih bisa menulis disini.

Aku harap perjalanan yang terbilang cukup jauh, karena sekarang telah pukul setengah Sembilan lewat, keretaku sudah melaju dan mungkin besok pagi baru bisa sampai kota baru kutempati. Dengan pergi kesana, aku mengorbankan tugas akhirku yang terbilang terbengkalai demi sesuatu yang baru kudapatkan. Sebenernya tugas akhirku tidak terbengkalai namun hanya menunda tuk beberapa saat. Menunda bukan berarti aku berhenti tuk melakukannya hanya saja ada sesuatu kendala yang sampai sekarang belum dapat sidang. Itu karena syarat dikampusku sangat sulit.

Sebuah pilihan yang sulit, antara kedua ini. Tapi ini pilihanku, semua orang sangat mendukungku tuk pergi kesana yaitu Bandar Lampung. Rasanya hati ini seperti diaduk-aduk. Pikiran ku dengan tugas akhir dan sesuatu yang baru ini. Ada beberapa orang yang agak keberatan dengan keberangkatanku ini, termasuk mama. Wajar saja mamaku sangat berat. Aku adalah anak sulung satu-satunya perempuan yang merantau kekota orang sendirian. Sedih jika melihat mama seperti itu. Tapi ini buat kebaikan aku dan kalian semua. Aku kelampung buat kerja, iya ini pengalaman baruku.

Setelah kuliahku selama 3 tahun yang hampir akan lulus ini. Aku berani buat mengorbankannya walau memang sulit. Tapi lebih baik mencoba, karena kesempatan ini tidak datang dua kali. Pekerjaan memang sulit dicari tapi pengalaman itu lebih penting.

Apakah aku salah dalam memilih keputusan ini? Ini buat kebaikan orang tuaku juga. Aku mau bukti kalau aku bisa membuat mereka bangga, dengan tanpa meminta uang lagi. aku capek buat meminta uang lagi, kasihan melihat adik-adikku.

Tapi aku sadari, memang disayangkan kalau aku meninggalkan tugas akhir ini, semoga semua ini ada ujungnya. Aamiin

Hari ini keberangkatan wakku juga ketanah suci, sedih melihat beliau pergi. Ini sedih bahagia, karena mereka masih diberikan umur panjang, kesehatan dan rejeki yang baik. Hari ini juga opening dari Islamic Sociaty Games, yang diadakan dikotaku Palembang. Ada rasa ingin melihat-lihat acara tersebut ada temanku yang menari-nari disana. Hahaha

Sebelum malaju menuju stasiun Kertapati, memang lumayan macet tapi karena waktu melajuku masih lama dari jadwal kereta api, jadi dak terlalu terasa. Meninggalkan sepupuku yang cantik itu sangat sulit, aku sayang banget sama dia Febri Marlina. Dia cerewet, ceplas-seplos, baik dan care bangetlah, wlapun memang kadang-kadang mulutnya itu suka menggores hati tapi ya sudahlah gak pernah ku ambil hati. Rasanya ingin nangis, biasanya sebelum tidur kami curhat dulu terus nonton film sampe malem-malem. Ahhhh, mulai male mini dan seterusnya aku bakal tidur sendiri dan mendengarkan keluha-kesahnya via handphone.

Ah cukuplah hari ini. Semoga perjalananku sampai tujuan besok pagi Aamiin

Lampung, 23 September 2013

You Might Also Like

1 comments

  1. Semoga berhasil mba :) Tetep semangat yaa.. Aku doa.in TA cpet selesai dan segera di wisuda.. Aamiiin o:)

    ReplyDelete

Selesai berkomentar ucapkan Alhamdulillah
@tiameirizta

Powered by Blogger.

Wikipedia

Search results

Like us on Facebook

Popular Posts