Cerita Sebotol Bensin

October 16, 2019


Ceritanya dari kemaren, bensin motor saya sudah mulai sekarat, karena badan juga mulai gak enak jadi gak sempet ke pom bensin dan gak ada uang cash juga (kebiasaan males keatm) hihi
Cerita itu dimulai hari ini, tadi berangkat pagi-pagi sekali kekantor, bukan waktu normal karena emang ada kegiatan rapat di sebuah hotel di kotaku berdiam. Motor sudah mulai ngadat-ngadat karena bensin gak cukup. Dipaksa saja jalan, sampai kantor.

Setelah kegiatan selesai dan kembali kekantor lagi. Saat waktu pulang dengan berani, saya cari bensin eceran deket kantor motor mulai gak kuat buat gerak, emang dasar memaksa kalau sudah tak mampu. Jalan berenti-berenti, dipinggir jalan. Malu sekali. Akibat males isi bensin.

Baru seperempat jalan, saya berusaha buat dorong saja sampai ketemu bensin. Strong sekali. Malu minta bantuan. Ketemu seorang bapak-bapak dan dia minta saya untuk parkir di samping pasar kaget. Tempat dia berjualan, sepertinya tukang ikan. Akhirnya dia bilang pada saya, "kalau saya gak jualan saya bantu mbak", "iya gak papa pak". Niat saya biar jalan sendiri buat beli bensin.

Ternyata ada bapak tukang parkir yang baik hati, dia bawak botol kosong kemudian membelikan bensin. Disini saya diuji harus melakukan seperti orang-orang lakukan "memberi tanda terima kasih". Tidak ada yang salah dengan hal itu karena memang patut kita lakukan.

Setelah menunggu dan ia pun sampai. Memasukan air bensin kedalam teng motor dan berpesan "mbak kalau mau pakek minyak, kalau gak premium atau pertamax, jangan pertalite". kalimat itu sering sekali didengar. Tapi telinga tetap bandel karena males ngantri kalo premium sedangkan pertamax ya lumayan untuk setara anak kos. Anak kos harus pinter ngitung. hahaha

"harganya sepuluh ribu, mbak". Saya beri dia uang dua puluh ribu, "lebihnya buat bapak saja" ucap saya.

"enggak mbak, sepuluh ribu aja, saya gak mau" kata bapak tukang parkir. "gak papa pak, udah bantu saya. Dikembalikan uang saya sepuluh ribu.

"gak papa mbak, saya IKHLAS". 
"makasih pak, semoga bapak sehat terus" ucap saya
"Aamiin, mbak "

Sebenarnya saya malu, kenapa saya tidak bisa memaksa untuk memberi.Tapi saya tidak bisa memaksa orang untuk menerima yang mereka pikir bukan haknya.

Disepanjang saya pulang, membawa motor. Saya berpikir dan merenung. Harusnya bapak itu nerima uang dari saya, itukan rezeki dari Allah melalui saya. tapi kenapa kok saya gak maksa yaa. ada nyeselnya.

padahal bapak itu tukang parkir, kira-kira dia cukup gak dengan uang dengan pekerjaan seperti itu. hmm

Mungkin dibenak bapak itu, kewajiban sesama manusia adalah membantu. Mungkin itu adalah salah satu cara mencintai manusia karena Allah, ikhlas tanpa pamrih. dengan saya mengucapkan semoga selalu sehat. Raut wajah dan perkataan itu yang ia harapkan dari Allah. Cuma Allah ia berharap.

Masih ingat raut wajahnya, mata merahnya dan sebelum saya pulang "mbak, saya jaga parkir disini", dengan raut senyumnya. (dalam hati saya tau)

sampai menulis ini pun, mata saya berbinar. Menyesal. Tak bisa memberikan materi selayaknya orang manusia. Yaa Allah, balaslah berkali-kali lipat bapak itu. mungkin cuma bensin tapi usahanya membantu saya lebih dari sepuluh ribu yang saya tawarkan.

Terima kasih ya Allah, masih dikelilingi orang-orang yang baik hatinya, yang ikhlas karenamu. semoga Engkau selalu melindungi hamba dari hal-hal buruk, dekatkanlah hamba pada orang-orang yang sholeh.


You Might Also Like

3 comments

Selesai berkomentar ucapkan Alhamdulillah
@tiameirizta

Powered by Blogger.

Wikipedia

Search results

Like us on Facebook

Popular Posts